KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 28 November 2015
Ravi Ariyawiranata
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................2
Daftar isi................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan...................................................................................4
BAB II Isi...................................................................................................5
BAB III Penutup..........................................................................................7
Daftar pustaka........................................................................................................8
BAB I
Pendahuluan
Pada makalah kali ini, saya akan membahas
tentang masalah prasangka, diskriminasi dan etnosentris yang terjadi di Indonesia. Sedikit contoh konflik yang
akan saya ambil adalah permasalahan di Aceh Singkil yang saat itu sempat heboh di
media massa. Sebelum kita masuk ke topik pembahasan, saya akan menerangkan apa
pengertian dari prasangka, diskriminasi dan etnosentris.
Prasangka itu sikap yang negatif terhadaf sesuatu. Walaupun
prasangka dapat juga dalam pengertian positif. Tidak sedikit orang-orang mudah
berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar untuk
berprasangka. Faktor lingkungan pun dapat menimbulkan prasangka.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak
adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat
berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi
merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika
seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan,
aliran politik,
kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan
diskriminasi.
Sedangkan etnosentris adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Etnosentris cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing. Etnosentris memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri.
BAB II
Isi
Prasangka dan
diskriminasi dapat dibedakan dengan jelas. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjuk kepada suatu
tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap berprasangka dan
diskriminasi seolah-olah menyatu, tidak dapat dipisahkan.
Seorang yang mempunyai prasangka
rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya.
Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar
belakang pada suatu prasangka. Demikian juga sebaliknya, seseorang yang
berprasangka dapat saja berperilaku tidak diskriminatif.
Sikap berprasanka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya
berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar. Labih-lebih
lagi bila sikap berprasangka itu muncul dari jalan pikiran sepintas. Apabila
muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial
lain, atau terhadap suatu suku bangsa, bisa jadi akan menimbulkan
pertentangan-pertentangan sosial yang lebih luas.
Sebab-sebab
timbulnya prasangka dan diskriminasi
1. Berlatar belakang sejarah
2. Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3. Bersumber dari faktor kepribadian
4. Berlatar belakangdari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Salah satu konflik yang dapat kita ambil kasusnya adalah kasus yang terjadi di Aceh Singkil beberapa waktu lalu adalah karena adanya permasalahan yang dinilai masyarakat lain sebagai tindakan diskriminasi antar umat beragama. Dimana menurut kabar berita yang ada, umat Islam melarang adanya kegiatan rohani umat Kristen di daerah Aceh Singkil. Tetapi, ternyata kejadian itu bukan terjadi karena faktor diskriminasi. melainkan karena adanya kesalahpahaman. Karena kesalahpahaman inilah yang menimbulkan kekacauan di daerah tersebut. Pusat
Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Utara pada menyayangkan
lemahnya kinerja aparat pemerintahan sehingga memicu konflik horizontal di Aceh
Singkil. “Apa yang terjadi di Aceh Singkil bukanlah masalah intoleransi, tapi
soal ketidakbecusan Pemerintah Daerah setempat dalam mengatur keberadaan rumah
ibadah tanpa izin alias ilegal. Ini akar masalah sesungguhnya,” ungkap Khairul
Anwar Hasibuan, SH dari PAHAM Sumut. (sumber: hidayatullah.com/berita/nasional)
Meskipun menurut PAHAM kasus Aceh Singkil akibat dari kesalahpahaman, tapi dalam kejadian tersebut nyatanya kita dapat mengetahui manfaat mempelajari tentang prasangka, diskriminasi dan etnosentris. Kita harus saling menghargai sesama masyarakat. Pentingnya saling menjaga hubungan antar suku, agama, maupun ras. Kita dapat mengerti betul arti dari diskriminasi dan etnosentris tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan pengertiannya di bab pertama.
Daya upaya untuk mengurangi/menghilangkan prasangka
dan diskriminasi:
Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Pemerataan dan usaha peningkatan
pendapatan bagi warga negara Indonesia masih tergolong dibawah garis kemiskinan
akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial antar si kaya dan si
miskin. Melalui program-program pembangunan yang mantap tang didukung oleh
lembaga-lembaga ekonomi pedesaan seperti BUUD dan KUD. Juga melalui program KCK
(kredit candak kulak), KMKP (kredit modal kerja permanen), dan dalam sektor
pertanian dengan intensifikasi khusus (Insus), proyek perkebunan inti rakyat
(PIR), juga proyek tebu rakyat diperkirakan golongan ekonomi lemah lambat laun
akan dapat menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor
perekonomian. Dengan begitu prasangka-prasangka ketidakadilan dalam sektor
perekonomian antara kelompok kuat dan kelompok ekonomi lemah sedikit banyak
dapat dikurangi dan akhirnya akan sirna.
Perluasan kesempatan belajar
Jika dapat mencapai prestasi tinggi dan dapat mempertahanhan secara
konsisten, beasiswa yang aneka ragam itu dapat diraih dan kantong pun tidak
akan kering kerontang. Dengan memberi kesempatan luas
untuk mencapai tingkat pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi
bagi seluruh warga negara indonesia tanpa kecuali, prasangka dan perasaan tidak
adil pada sektor pendidikan cepat atau lambat akan hilang lenyap.
Sikap terbuka dan
lapang dada
Sesungguhnya idealisme paham kebangsaan yang
mencanangkan persatuan dan kemerdekaan, telah menumbuhkan sikap kesepakatan,
solidaritas yang tinggi. Dengan berbagai sikap unggul itu, diharapkan akan
berkelanjutan dengan sikap saling percaya, saling menghargai, menghormati dan
menjauhi dari dari sikap berprasangka. Dilandasi dengan sikap-aikap
tersebut akn mucul sikap terbuka, sikap lapang, untuk menerma kritik,
suatu makna dari perbedaan pendapat yang wajar dalam kemajemukan masyarakat indonesia.
Upaya menjalin komunikasi dua arah, karena masing-masing berniat membuka diri
untuk berdialog antar golongan, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka
dengan tujuan membina kesatuan dan persatuan bangsa adalah suatu cara yang
sungguh bijaksana.
BAB III
Penutup
Makna prasangka, diskriminasi dan etnosentris harus kita terapkan pada kehidupan sehari-hari. Hidup memang tak terlepas dari problematikanya. Berbagai problema pun sering bermunculan seiring berjalannya hidup.
Manusia adalah makhluk sosial yang bermoralitas tinggi. Oleh karena itu, seseorang harus konsisten untuk mengamalkan kebaikan-kebaikan yang sudah diajarkan oleh orang tua kita dan untuk menjauhi segala tindakan yang dapat menimbulkan segala sesuatu yang bersifat negatif. Contohnya yang dibahas pada makalah ini salah satunya yaitu diskriminasi. Agama didunia ini pun mengajarkan kita untuk saling menghargai antar sesama. Dan tidak membeda-bedakannya menurut suku, agama, maupun rasnya. Agar terciptanya suatu lingkungan yang kondusif, aman, tentram dan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
http://pemuda-dan-sosialisasi.blogspot.co.id/p/bab-9-prasangka-diskriminasi-dan.html
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/10/19/81309/akar-kasus-aceh-singkil-dinilai-bukan-masalah-intoleransi-tapi-ketidaksigapan-pemerintah.html
http://softskill19.blogspot.co.id/2015/01/etnosentrisme-adalah-sikap-atau.html


