Sabtu, 28 November 2015

Tugas 3, ISD

TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR
"Prasangka, diskriminasi dan etnosentris dalam konflik di Indonesia"








Disusun oleh:
Ravi Ariyawiranata
15315694
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.







Depok, 28 November 2015



Ravi Ariyawiranata






DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................2
Daftar isi................................................................................................................3
BAB I             Pendahuluan...................................................................................4
BAB II            Isi...................................................................................................5
BAB III           Penutup..........................................................................................7
Daftar pustaka........................................................................................................8






BAB I

Pendahuluan


Pada makalah kali ini, saya akan membahas tentang masalah prasangka, diskriminasi dan etnosentris yang terjadi di Indonesia. Sedikit contoh konflik yang akan saya ambil adalah permasalahan di Aceh Singkil yang saat itu sempat heboh di media massa. Sebelum kita masuk ke topik pembahasan, saya akan menerangkan apa pengertian dari prasangka, diskriminasi dan etnosentris.
Prasangka itu sikap yang negatif terhadaf sesuatu. Walaupun prasangka dapat juga dalam pengertian positif. Tidak sedikit orang-orang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka. Faktor lingkungan pun dapat menimbulkan prasangka.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Sedangkan etnosentris adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Etnosentris cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing. Etnosentris memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri.






BAB II


Isi


Prasangka dan diskriminasi dapat dibedakan dengan jelas. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjuk kepada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap berprasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tidak dapat dipisahkan.
Seorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang pada suatu prasangka. Demikian juga sebaliknya, seseorang yang berprasangka dapat saja berperilaku tidak diskriminatif.
Sikap berprasanka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar. Labih-lebih lagi bila sikap berprasangka itu muncul dari jalan pikiran sepintas. Apabila muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, atau terhadap suatu suku bangsa, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan sosial yang lebih luas.


Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi
1.             Berlatar belakang sejarah
2.             Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3.             Bersumber dari faktor kepribadian
4.             Berlatar belakangdari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama

Salah satu konflik yang dapat kita ambil kasusnya adalah kasus yang terjadi di Aceh Singkil beberapa waktu lalu adalah karena adanya permasalahan yang dinilai masyarakat lain sebagai tindakan diskriminasi antar umat beragama. Dimana menurut kabar berita yang ada, umat Islam melarang adanya kegiatan rohani umat Kristen di daerah Aceh Singkil. Tetapi, ternyata kejadian itu bukan terjadi karena faktor diskriminasi. melainkan karena adanya kesalahpahaman. Karena kesalahpahaman inilah yang menimbulkan kekacauan di daerah tersebut. Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Utara pada menyayangkan lemahnya kinerja aparat pemerintahan sehingga memicu konflik horizontal di Aceh Singkil. “Apa yang terjadi di Aceh Singkil bukanlah masalah intoleransi, tapi soal ketidakbecusan Pemerintah Daerah setempat dalam mengatur keberadaan rumah ibadah tanpa izin alias ilegal. Ini akar masalah sesungguhnya,” ungkap Khairul Anwar Hasibuan, SH dari PAHAM Sumut. (sumber: hidayatullah.com/berita/nasional)
Meskipun menurut PAHAM kasus Aceh Singkil akibat dari kesalahpahaman, tapi dalam kejadian tersebut nyatanya kita dapat mengetahui manfaat mempelajari tentang prasangka, diskriminasi dan etnosentris. Kita harus saling menghargai sesama masyarakat. Pentingnya saling menjaga hubungan antar suku, agama, maupun ras. Kita dapat mengerti betul arti dari diskriminasi dan etnosentris tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan pengertiannya di bab pertama.
Daya upaya untuk mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi:


 Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Pemerataan dan usaha peningkatan pendapatan bagi warga negara Indonesia masih tergolong dibawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial antar si kaya dan si miskin. Melalui program-program pembangunan yang mantap tang didukung oleh lembaga-lembaga ekonomi pedesaan seperti BUUD dan KUD. Juga melalui program KCK (kredit candak kulak), KMKP (kredit modal kerja permanen), dan dalam sektor pertanian dengan intensifikasi khusus (Insus), proyek perkebunan inti rakyat (PIR), juga proyek tebu rakyat diperkirakan golongan ekonomi lemah lambat laun akan dapat menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor perekonomian. Dengan begitu prasangka-prasangka ketidakadilan dalam sektor perekonomian antara kelompok kuat dan kelompok ekonomi lemah sedikit banyak dapat dikurangi dan akhirnya akan sirna.

Perluasan kesempatan belajar
Jika dapat mencapai prestasi tinggi dan dapat mempertahanhan secara konsisten, beasiswa yang aneka ragam itu dapat diraih dan kantong pun tidak akan kering kerontang. Dengan memberi kesempatan luas untuk mencapai tingkat pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi bagi seluruh warga negara indonesia tanpa kecuali, prasangka dan perasaan tidak adil pada sektor pendidikan cepat atau lambat akan hilang lenyap.

Sikap terbuka dan lapang dada
Sesungguhnya idealisme paham kebangsaan yang mencanangkan persatuan dan kemerdekaan, telah menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas yang tinggi. Dengan berbagai sikap unggul itu, diharapkan akan berkelanjutan dengan sikap saling percaya, saling menghargai, menghormati dan menjauhi dari dari sikap berprasangka. Dilandasi dengan sikap-aikap tersebut  akn mucul sikap terbuka, sikap lapang, untuk menerma kritik, suatu makna dari perbedaan pendapat yang wajar dalam kemajemukan masyarakat indonesia. Upaya menjalin komunikasi dua arah, karena masing-masing berniat membuka diri untuk berdialog antar golongan, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan persatuan bangsa adalah suatu cara yang sungguh bijaksana.







BAB III

Penutup


Makna prasangka, diskriminasi dan etnosentris harus kita terapkan pada kehidupan sehari-hari. Hidup memang tak terlepas dari problematikanya. Berbagai problema pun sering bermunculan seiring berjalannya hidup.
Manusia adalah makhluk sosial yang bermoralitas tinggi. Oleh karena itu, seseorang harus konsisten untuk mengamalkan kebaikan-kebaikan yang sudah diajarkan oleh orang tua kita dan untuk menjauhi segala tindakan yang dapat menimbulkan segala sesuatu yang bersifat negatif. Contohnya yang dibahas pada makalah ini salah satunya yaitu diskriminasi. Agama didunia ini pun mengajarkan kita untuk saling menghargai antar sesama. Dan tidak membeda-bedakannya menurut suku, agama, maupun rasnya. Agar terciptanya suatu lingkungan yang kondusif, aman, tentram dan nyaman.










DAFTAR PUSTAKA


http://pemuda-dan-sosialisasi.blogspot.co.id/p/bab-9-prasangka-diskriminasi-dan.html
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/10/19/81309/akar-kasus-aceh-singkil-dinilai-bukan-masalah-intoleransi-tapi-ketidaksigapan-pemerintah.html
http://softskill19.blogspot.co.id/2015/01/etnosentrisme-adalah-sikap-atau.html


Senin, 09 November 2015

tugas 2 ibd



TUGAS

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

GLOBALISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP GENERASI MUDA INDONESIA








Disusun oleh:
Ravi Ariyawiranata
15315694
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2015







KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.








Depok, 15 November 2015





Ravi Ariyawiranata









DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………....2
Daftar Isi……………………………………………………………………….....3
BAB I             Pendahuluan……………………………………....……………....4
BAB II            Isi………………………...………………………....…………….5
BAB III          Penutup…………....…………………………………....…………8
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….9















BAB I
Pendahuluan

Globalisasi diartikan sebagai suatu proses dimana batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit karena kemudahan interaksi antara negara baik berupa pertukaran informasi, perdagangan, teknologi, gaya hidup dan bentuk-bentuk interaksi yang lain.
Globalisasi juga bisa dimaknai sebagai proses dimana pengalaman kehidupan sehari-hari, ide-ide dan informasi menjadi standar di seluruh dunia. Proses tersebut diakibatkan oleh semakin canggihnya teknologi komunikasi dan transportasi serta kegiatan ekonomi yang merambah pasar dunia.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.









BAB II
Isi

Globalisasi yang paling besar terjadi dalam bidang teknologi, dan itu sudah pasti berdampak pula pada sikap mental remaja. Teknologi tersebut tak khayalnya memiliki dampak positif dan negatif. Yang dapat kita ambil adalah sisi positifnya untuk kehidupan kita semua, dan hal yang negative dapat kita hindari kalau perlu kita tinggalkan. Sebagai generasi muda kita akan disibukkan dengan berbagai kesibukkan yang tak mungkin lepas dari teknologi. Misalnya seperti saat mengerjakan sebuah tugas sekolah yang memerlukan peran serta dari alat teknologi. Remaja memiliki sikap mental yang tergolong masih labil, karena belum matangnya daya pikir mereka dalam menentukan suatu pilihan. Banyak diantara mereka sering mencoba sesuatu hal yang baru, meskipun mereka tidak mengerti tentang dampak positif dan negatifnya.

Dampak Positif
a.       Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional

b.      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
c.       Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
d.      Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
e.       Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak Negatif
a.       Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

b.      Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

c.       Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

d.      Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan musyawarah mufakat, dan gotong royong.
e.       Semakin sedikit generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan budaya tradisional kita.
f.       Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan kesopanan.
g.      Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan.Hal ini menimbulkan kesenjangansosial.


Dampak negatif tersebut sangat perlu diantisipasi dan ditanggulangi dari bahaya globalisasi, disamping dampak negatif yang dirasakan. Beberapa cara mengantisipasi dampak negatif globalisasi adalah sebagai berikut:
1.  Kerjasama yang selaras antara pihak sekolah baik tingkat SD, SMP, SMA, dan Universitas maupun lembaga sejenis dengan pihak wali/orang tua siswa dalam hal pengawasan kegiatan di dalam maupun di luar sekolah.
2.   Berikan porsi pendidikan mental spiritual keagamaan yang sepadan baik di sekolah, maupun di lingkungan keluarga.
3.   Orang tua harus pro aktif dalam menanyakan kegiatan yang dilakukan oleh anaknnya. Jangan dibiarkan berjalan sendiri tanpa arah.
4.      Usahakan anak menonton acara yang mendidik. Hindari sinetron dan adegan cerita kaum dewasa.
5.   Jangan biarkan remaja seusia SD, SMP, menggunakan jasa internet tanpa didampingi, bahkan menggunakan jaringan komputer yang tidak menggunakan sistem blokir terhadap situs pornografi dan sebagainya. Apa lagi dibiarkan pergi ke warung internet yang tertutup tanpa didampingi orang yang lebih bijak.

Dan masih banyak lagi cara untuk mengantisipasi bahaya dari dampak negatif globalisasi. oleh sebab itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus bertanggung jawab untuk memajukkan Negara kita agar tak kalah dengan Negara lain terutama kita telah berada dalam era globalisasi.












Bab III
Penutup

Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai intrinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.

Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu nanti.
















Daftar Pustaka

Analisa Kegagalan Struktur Jembatan Kutai Kartanegara

Forensik dan Penilaian Bangunan Studi Kasus : Kegagalan Struktur Jembatan Kutai Kartanegara Jembatan Kutai Kartanegara merupakan sala...